Ferdi Mirza Oktavian – Trainer, Jasa Pengembangan Eksekutif PPM Manajemen |
Manajer penjualan ketika bekerja tak ubahnya seperti profesi seorang
dokter spesialis. Para dokter spesialis tersebut dididik untuk memiliki
kompetensi dalam menggunakan serangkaian alat ukur ketika memeriksa
kesehatan pasiennya. Begitu juga dengan para manajer penjualan.
Pengukuran dan pemeriksaan secara rutin tingkat kesehatan tim
penjualan yang dipimpinnya membuat para manajer penjualan mampu
mengelola tim penjualan dengan efektif dan efisien. Efektif berarti
dapat mencapai sasaran dan target penjualan, sedangkan efisien berarti
tidak boros dalam usaha-usaha mencapai target penjualan tersebut.
Seorang manajer penjualan dapat menggunakan delapan alat diagnosa
berikut ini dalam manajemen tenaga penjualan. Kedelapan alat diagnosis
ini harus diukur secara kontinu, konsisten, dan bertahap dari alat yang
pertama sampai terakhir.
Alat diagnosa yang pertama adalah pengukuran tingkat produktivitas
untuk masing-masing tenaga penjualan untuk seluruh anggota tim penjualan
yang dipimpinnya. Hal ini sudah umum dan lazim diukur oleh para manajer
penjualan. Biasanya dalam bentuk angka nominal yang jelas seperti nilai
volume transaksi penjualan dalam Rupiah per hari per masing-masing
tenaga penjualan.
Tujuan pengukuran ini adalah membantu manajer penjualan mengetahui
dengan cepat siapa saja tenaga penjualan yang tergolong produktif dan
yang tidak produktif. Seorang tenaga penjualan tergolong produktif dapat
menjual lebih banyak dan diatas rata-rata kinerja penjualan dari
seluruh anggota di tim penjualannya.
Alat diagnosa yang kedua adalah pencatatan dan pengukuran waktu kerja
per masing-masing tenaga penjualan. Ini umumnya masih jarang dilakukan
oleh para manajer penjualan. Tujuan pengukuran ini untuk membantu
manajer penjualan dalam memastikan bahwa adanya ketersediaan waktu yang
cukup banyak bagi tenaga penjualan untuk melakukan kegiatan penjualan
atau kegiatan yang menghasilkan penjualan.
Contoh-contoh kegiatan yang berhubungan dengan penjualan misalnya
pembuatan proposal, presentasi penjualan dan demo produk, dan kunjungan
kepada pelanggan prospek. Perlu dicatat bahwa kegiatan seperti
perjalanan waktu tempuh menuju dan ke tempat prospek pelanggan tidak
dapat digolongkan dalam kegiatan penjualan. Praktik terbaik dalam
pengalokasian waktu kegiatan penjualan atau kegiatan yang menghasilkan
penjualan adalah sekitar 50% dari waktu yang tersedia. Dengan kata lain
apabila masing-masing tenaga penjualan punya waktu kerja sekitar 48 jam
dalam seminggu maka segera diupayakan peningkatan waktu untuk melakukan
kegiatan penjualan menjadi sekitar 24 jam dalam seminggu.
Alat diagnosis ketiga adalah pencatatan dan pengukuran waktu kerja
para manajer penjualan itu sendiri. Biasanya ini sangat jarang dilakukan
oleh para manajer penjualan. Sementara tujuan
pengukuran ini adalah untuk membantu manajer penjualan dalam memastikan
adanya waktu yang banyak untuk melakukan coaching (memberikan bimbingan) tim penjualan dan pengelolaan akun-akun penjualan yang ditanganinya.
Alat diagnosis keempat adalah pemetaan kesenjangan keterampilan
penjualan untuk masing-masing tenaga penjualan. Setiap anggota tim
penjualan ketika melakukan kegiatan penjualan akan memerlukan beberapa
pengetahuan, keterampilan, dan disiplin penjualan. Melalui pemetaan ini
seorang manajer penjualan akan dengan
akurat dapat memutuskan program-program pengembangan dan pelatihan yang
diperlukan untuk setiap anggota tim penjualannya.
Alat diagnosis kelima adalah pemetaan matriks kemampuan dan
kemauan menjual di tim penjualannya. Tujuan pemetaan ini untuk membantu
manajer penjualan dalam mengenali kemampuan (kapabilitas untuk menjual)
dan kemauan (motivasi dalam menjual) dari masing-masing anggota timnya.
Seringkali ditemukan ada beberapa tenaga penjualan yang belum
berpengalaman tidak berhasil menjual dikarenakan memang tidak
termotivasi untuk melakukan kegiatan penjualan walaupun sebenarnya
memiliki kapabilitas menjual.
Alat diagnosis keenam adalah pemetaan dan analisa proses penjualan dalam saluran pipa penjualan (sales pipeline).
Pemetaan dan pengukuran ini umumnya juga sudah sering dilakukan oleh
para manajer penjualan. Tujuan pemetaan ini untuk membantu manajer
penjualan untuk mengenali dan menganalisis pada tahap-tahap mana saja di
dalam proses penjualan yang masih menjadi kendala atau hambatan bagi
tim penjualannya.
Alat diagnosis ketujuh adalah pemetaan pelanggan yang berupa
pembagian pengelolaan akun-akun pelanggan. Tidak semua pelanggan
menghasilkan penjualan yang sama besarnya. Akan tetapi khusus bagi
pelanggan yang memiliki kontribusi penjualan terbesar bagi tim, pasti
memerlukan penanganan dan perhatian khusus. Oleh karenanya pengukuran
ini bertujuan untuk membantu manajer penjualan saat mengelola akun-akun
pelanggan di tim penjualannya.
Biasanya tenaga penjualan yang sudah berpengalaman diminta
menangani akun pelanggan yang besar-besar dan sedikit jumlahnya.
Sementara tenaga penjualan yang junior dan belum berpengalaman diminta
menangani akun pelanggan yang kecil-kecil dan banyak jumlahnya.
Alat diagnosis kedelapan adalah pemetaan wilayah penjualan yang
dapat terjamah oleh tim penjualannya. Tujuan pengukuran ini adalah
membantu para manajer penjualan dalam mengidentifikasi wilayah-wilayah
penjualan yang belum dapat dikunjungi oleh tenaga penjualannya. Otomatis
semakin luas wilayah penjualan yang dapat dikunjungi oleh tenaga
penjualan maka semakin besar juga kemungkinan volume penjualan yang
dapat dihasilkan dari masing-masing tenaga penjualan ini.
Post a Comment