Rocky Gerung Menumbuhkan Intelektual Lupa Memelihara Kecerdasan

siapa yang tak kenal Rocky Gerung saat ini, para kaum terpelajar dan birokrat tentu saja sangat familiar. Rocky Gerung dikenal sebagai seorang filsup, ia memiliki tingkat intelektual dan literasi yang sangat baik. Bahkan saat ini Rocky Gerung di jadikan cerminan tumbuhnya demokrasi di Indonesia sebagai salah satu kontributor terbesar dalam implementasi berdemokrasi. 

Akhir-akhir ini media diramaikan dengan kabar tuntutan pada Rocky Gerung, akibat dari orasinya pada acara pertemuan kaum buruh di Kota Bekasi beberapa waktu lalu. 

Dalam tulisan ini, saya tidak fokus pada salah dan benar, atau persoalan hukumnya, namun lebih berfokus pada kalimat sarkasme yang disampaikan kurang lebih isinya seperti ini ;

Ambisi Jokowi adalah mempertahanjan legasinya. dia mesti pergi ke Cina buat nawarin IKN. Dia Mesti mondar mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak mikirin nasib kita. 

Itu Bajingan yang Tolol. Kalau dia bajingan pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi bajingan tolol sekaligus bajingan pengecut. Ajaib, Bajingan tapi pengecut.

dari kalimat diatas tentu saja menimbulkan banyak tafsiran dan persepsi. namun demikian Presiden Joko Widodo tidak menanggapinya sebagai hal yang besar, bahkan beliau menyampaikan itu adalah hal kecil dan beliau lebih baik fokus untuk bekerja. 

namun untuk sebagian orang dan kelompok ini merupakan sebuah penghinaan yang perlu di pidanakan, namun dari sisi hukum jelas, hal tersebut tidak dapat dilakukan karena mengandung delik aduan, jika bukan Pak Jokowi sendiri yang melakukan maka tidak bisa. 

namun marilah kita liat dan telaah kembali apa yang disampaikan Rocky Gerung, banyak para ahli menyebutnya itu adalah bahasa sarkasme. 

menurut KBBI, sarkasme adalah (penggunaan) kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemooh, ejekan kasar. Sementara itu mengutip dari buku Pengkajian Prosa Fiksi, sarkasme merupakan gaya bahasa penyindiran dengan menggunakan kata-kata kasar dan keras

dilansir dari chanel Bapak Agung Webe, saat membahas tentang kasus Rocky Gerung dari persepktif yang lain, beliau menyampaikan bahwa Rocky Gerung memang intelek beliau seorang yang memiliki literasi yang sangat baik dan sebagai seorang filosof. 

namun pertenyaannya apakah orang intelek dapat berfikir cerdas ? belum tentu. dalam hal diksi yang disampaikan oleh Rocky Gerung, Agung Webe menyampaikan Rocky Gerung belum cerdas dalam menyampaikan hal tersebut. 

karena sesungguhnya kata Intelek dan Cerdas adalah 2 hal yang berbeda. penulis mencoba mencari referensi 2 kata tersebut kurang lebih seperti ini penjelasannya. 

Kedua istilah "cerdas" dan "intelek" sering digunakan secara bergantian, tetapi dalam beberapa konteks, mereka dapat memiliki makna yang sedikit berbeda. Berikut adalah perbedaan umum antara kedua istilah tersebut:

Cerdas: "Cerdas" merujuk pada kemampuan seseorang untuk memahami, belajar, mengatasi masalah, dan beradaptasi dengan lingkungan atau situasi tertentu. Ini melibatkan kemampuan praktis dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti memecahkan masalah praktis, berkomunikasi dengan efektif, dan beradaptasi dengan perubahan. Cerdas bisa memiliki dimensi seperti kecerdasan emosional, sosial, dan praktis.

Intelek: "Intelek" lebih berfokus pada aspek intelektual, pengetahuan, dan pemahaman konseptual. Ini melibatkan kemampuan seseorang untuk merumuskan argumen logis, memahami konsep-konsep abstrak, menganalisis informasi kompleks, dan memecahkan masalah yang memerlukan pemikiran mendalam.

Intelek sering diasosiasikan dengan kemampuan akademis, seperti kecakapan dalam ilmu pengetahuan, matematika, filsafat, dan bidang-bidang lain yang memerlukan pengetahuan mendalam dan pemahaman konseptual.

Dalam banyak konteks, perbedaan antara kedua istilah ini cenderung samar, dan seringkali seseorang yang dianggap cerdas juga memiliki intelek yang kuat, dan sebaliknya. Namun, penting untuk diingat bahwa kedua istilah ini mencerminkan dimensi yang berbeda dari kemampuan dan kecerdasan manusia, dan keduanya dapat bersifat saling melengkapi. 

menurut  penyair Irlandia, Oscar Wilde dengan cemoohannya, bahwa "sarkasme menunjukan tingkat intelektualisme yang tinggi namun sarkasme adalah bentuk terendah dari kecerdasan"


Simpulan

Rocky Gerung telah membantu mendidik dan menumbuhkan masyarakat untuk lebih intelektual dan mendorong masyarakat untuk berliterasi lebih baik, bahkan kemajuan demokrasi di Indonesia semakin membaik, salah satu kontributornya adalah Rocky Gerung, akibat dari apa yang sering disampaikan di berbagai acara baik itu di tv media online atau ceramah-ceramahnya di kampus mendorong masyarakat untuk terus belajar.

Namun, ada yang lupa beliau memelihara kecerdasan, dimana agak terlewatkan memperhatikan lingkungan dan situasi tertentu, nilai-nilai dan kebijakan beliau lupa sekaligus bawa dan tumbuh kembangkan, sehingga tentu saja sebagai masyarakat Timur yang menjujung tinggi budi pekerti luhur di anggap tidak patut. 

pembelejarannya untuk kita adalah, Intelektual dan Kecerdasaan harus tumbuh bersamaan, sehingga akan lebih sempurna dan dapat diterima lebih luas. 

penghimpun, Yono Maulana, Bekasi 5 Agustus 2023

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post