Apa Itu DevOps? Pengertian, Tujuan, dan Aplikasinya

Apa Itu DevOps? Pengertian, Tujuan, dan Aplikasinya ditulis oleh : Bernadetta Azalia, January 4, 2023, dilaman rumahweb.com. 

DevOps adalah istilah yang mungkin sudah tidak asing didengar oleh IT Programmer. Istilah ini sudah banyak digunakan oleh perusahaan besar dunia IT seperti Google, Amazon, Gojek, dan masih banyak lagi. 

Daftar Isi 

Apa itu DevOps? Tujuan DevOps 

  1. Menghemat Waktu 
  2. Cepat Beradaptasi dengan Persaingan 
  3. Mempercepat Gerak Bisnis Perusahaan 
  4. Menjaga Stabilitas dan Kualitas 
  5. Menciptakan Budaya Kerja yang Baik 
Kegiatan DevOps 

  1. Continuous Integration 
  2. Continuous Delivery 
  3. Continuous Development 
  4. Configuration Management 
  5. Infrastructure as a Code (IAC)
  6.  Logging & Monitoring 
Aplikasi yang digunakan DevOps 

  1. Jenkins 
  2. Github 
  3. Puppet
  4. Slack 
  5. Phantom 
DevOps adalah sebuah sistem hasil perkembangan teknologi yang memudahkan para programmer atau developer dalam membangun dan mengembangkan sebuah aplikasi. 

DevOps adalah pembahasan yang menarik, karena istilah tersebut tidak bersinggungan langsung dengan teknologi, web server, software, atau semacamnya, melainkan sebuah prinsip, proses, manajemen, dan pola pikir yang ada dalam dunia IT, terutama perusahaan IT.  Pada artikel ini, kami akan mengulas secara lengkap tentang apa itu DevOps hingga aplikasinya pada bidang usaha. 

Berikut informasi selengkapnya. Apa itu DevOps? 

DevOps adalah singkatan dari dua kata, yaitu Development (Dev) yang artinya pengembangan, dan Operation (Ops) yang artinya operasional. Dari kedua kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa DevOps adalah sebuah proses dalam mengembangkan software ataupun aplikasi dengan melibatkan tim developer dengan tim IT operasional.  

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa DevOps adalah kombinasi prinsip, 

  1. sistem, 
  2. budaya, dan 
  3. praktik kerja 

sebuah perusahaan IT dalam menghasilkan aplikasi atau software dengan cepat dan efektif. 

Sebelum terciptanya istilah “DevOps” pada tahun 2007 oleh Patrick Debois (seorang konsultan IT), tim developer dan tim IT operations bekerja masing-masing, tanpa adanya kolaborasi, dalam menciptakan sebuah software dan aplikasi, sehingga proses penciptaannya banyak terhambat dan cenderung lama. 

Dengan sistem DevOps, tim developer dan tim IT operasional dapat berkolaborasi untuk menciptakan produk digital berkualitas dengan efisien dan cepat. Mulai dari ; 

  1. penciptaan, 
  2. pengembangan, 
  3. pengujian, 
  4. penerapan, hingga 
  5. pengelolaannya. 

Jadi, sistem DevOps dapat meminimalisir, bahkan menghilangkan beberapa hambatan dari masing-masing tim.  Dalam praktiknya, tim developer akan berfokus melakukan pengembangan software baru atau memodifikasi software yang sudah ada, sehingga bisa lebih efektif digunakan. 

Sedangkan tim IT Operasional bertugas untuk memastikan bahwa semuanya beroperasi dengan optimal, seperti memastikan sumber daya jaringan maksimal dan bekerja dengan baik.  

Secara umum, DevOps memiliki tujuan untuk membangun komunikasi dan kerjasama antar divisi dalam sebuah perusahaan sehingga bisa mencapai target perusahaan dengan maksimal.  

Selain itu, DevOps juga memiliki beberapa tujuan lain. Di antaranya:  

1. Menghemat Waktu Tujuan pertama dengan adanya DevOps yakni mempercepat waktu eksekusi produk digital Anda, mulai dari perencanaan konsep, eksekusi, hingga delivery produk digital secara lebih luas, sehingga akan memperbesar peluang Anda untuk lebih unggul dibandingkan kompetitor. Hal ini bisa terjadi karena seluruh prosesnya diselesaikan oleh dua tim yang bekerja sama, sehingga keduanya tidak saling menunggu untuk mengeksekusi program. Akan berbeda jika tidak menggunakan sistem DevOps di mana kedua divisi harus bekerja terpisah.  

2. Cepat Beradaptasi dengan Persaingan Sistem DevOps akan membantu Anda untuk lebih cepat beradaptasi dengan persaingan. Pertukaran ide dan kolaborasi antara tim developer dan tim IT Operation akan membantu perusahaan Anda untuk terus berinovasi menciptakan produk-produk baru, untuk prospek bisnis di masa depan.  

3. Mempercepat Gerak Bisnis Perusahaan Tujuan ketiga dari DevOps adalah untuk membantu pergerakan bisnis perusahaan lebih cepat. Hal ini bisa terjadi mengingat adanya kolaborasi dua tim dalam menciptakan dan mengembangkan software atau aplikasi, sehingga kendala yang mungkin muncul akan teratasi dengan lebih cepat. Evaluasi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Semakin cepat masalah terungkap dan diperbaiki, maka perusahaan Anda akan lebih cepat berkembang. 

4. Menjaga Stabilitas dan Kualitas DevOps adalah sistem yang bisa dijadikan sebagai solusi perusahaan agar dapat mempertahankan kualitas produk yang dimiliki. Hal ini karena DevOps menggunakan sistem kerja  CI/CD (Continuous Integration/Continuous Delivery). CI/CD (Continuous Integration/Continuous Delivery) merupakan sebuah metode yang digunakan dalam pengembangan software untuk otomatisasi setiap proses yang dilakukan, mulai dari penulisan kode, pengujian, dan produksi. Metode ini bertujuan untuk menciptakan produk digital yang andal dan minim bug. 

5. Menciptakan Budaya Kerja yang Baik Tanpa disadari, sistem DevOps mampu membantu menciptakan suasana kerja perusahaan yang lebih baik. Kolaborasi antar tim akan meminimalisir adanya kendala komunikasi, sehingga pekerjaan akan lebih efektif dan efisien, serta menciptakan kekompakan untuk sama-sama terus berkembang.  Baca juga: Cara Membuat Startup dan Cara Mengembangkannya Kegiatan DevOps DevOps memiliki banyak tugas yang harus dilakukan, mengingat prinsip DevOps adalah menciptakan dan mengembangkan software atau aplikasi berkualitas baik dengan cepat dan efisien. Jika dijabarkan, 

maka tugas DevOps secara umum meliputi:  

  • Membuat dan menyusun ide, 
  • mendefinisikan fitur, dan 
  • menjelaskan aplikasi yang akan dibangun. 

Selama proses pengembangan, DevOps akan melakukan otomatisasi menggunakan beragam tools agar aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik. Mengetahui dan melakukan pengecekan masalah jika terjadi error, sebelum aplikasi yang dikembangkan digunakan oleh user. 

Melakukan pelacakan bug dan monitoring sistem, serta mengembangkan software dengan lebih cepat. Menyusun rancangan dan melakukan prototype dari hasil diskusi atau data dari user. 

Saling berkomunikasi dan berinovasi. Adapun rincian tugas dan kegiatan DevOps adalah sebagai berikut:  

1. Continuous Integration Pada tahap ini, peran DevOps adalah untuk melakukan build dan automation testing secara berkala untuk menemukan error dan memperbaikinya. Ketika ditemui error pada tahap ini, tim developer dan IT operasional akan segera mencari solusi untuk memperbaiki kode. Pada tahap ini, DevOps menggunakan Source Code Repository (SCR) untuk menemukan error code dan fixed code. 

2. Continuous Delivery Pada tahap continuous delivery, kedua tim akan melakukan analisa permasalahan dan melakukan pengujian manual untuk memperbaiki error tersebut. Setelah proses pengujian dijalankan, tim akan melakukan pembaruan pada aplikasi yang dijalankan. 

3. Continuous Development Setelah kedua tahap sebelumnya selesai dilakukan, selanjutnya tim developer bisa melakukan pengujian dengan berfokus pada aspek fungsional dari sistem terkait. Pengujian ini disebut sebagai User Acceptance Testing (UAT) stage. 

4. Configuration Management Sesuai namanya, pada tahap ini tim akan melakukan pemeliharaan, pengelolaan, serta konfigurasi aplikasi. Melalui tahap ini, tim akan memastikan otomatisasi pada produk berjalan dengan baik. 

5. Infrastructure as a Code (IAC) IAC merupakan sebuah sistem manajemen infrastruktur pemrograman, standarisasi, dan duplikasi dari aplikasi menggunakan sebuah kode. IAC berfungsi untuk mengembalikan konfigurasi dan memulihkan data-data jika terjadi error yang menyebabkan data hilang, sehingga tim tidak perlu membuat aplikasi dari awal. 

6. Logging & Monitoring  Tahapan logging membantu tim mendapatkan data log yang berfungsi untuk mengidentifikasi keberhasilan update dan error yang ditemui, sehingga akan membantu tim memecahkan masalah error yang ditemui.  Setelah data log didapatkan, tim akan melakukan monitoring atas seluruh aspek yang berkaitan dengan sistem, aplikasi, dan layanan yang digunakan. 

Tahapan monitoring juga akan membantu tim untuk menemukan perubahan kode aplikasi (jika ada). Lalu, apa saja aplikasi yang digunakan oleh DevOps? berikut diantaranya. Aplikasi yang digunakan DevOps 

1. Jenkins Jenkins adalah salah satu pilihan tools build server yang bisa digunakan dalam sistem DevOps. Tools ini berperan untuk melakukan kompilasi terhadap kode-kode sumber, membangun, dan menguji versi terbaru yang dimasukan ke dalam repository. Tak berhenti dalam proses pengujian saja, Jenkins juga akan memberikan laporan hasil uji tersebut kepada Anda. 

2. Github Github merupakan salah satu tools Version Control, yang berfungsi untuk melacak segala perubahan yang ada, termasuk ketika ada penggabungan atau pembaruan dari beberapa kontributor atas aplikasi yang dibuat.  Baca juga artikel: Apa Itu GIT? Pengertian, Fungsi, dan Cara Menggunakannya 

3. Puppet  Puppet adalah salah satu tool dalam bidang Configuration Management yang juga dibutuhkan dalam infrastruktur DevOps, karena mampu memberikan kecepatan, akurasi, dan efisiensi kerja pengembangan. Dengan interface yang intuitif, tools ini memberikan kemudahan pelaporan secara real-time. 

4. Slack Slack menjadi salah satu communication and collaboration tool yang cukup populer digunakan. Pasalnya, Slack yang menawarkan versi gratis, standar, dan berbayar untuk perusahaan dalam memenuhi kebutuhannya. 

Beberapa keunggulan yang ditawarkan antara lain :  Kemampuan pencarian yang dilacak dengan baik untuk memudahkan pelacakan dokumen, beragam file, dan manajemen. Memudahkan komunikasi dan kolaborasi anggota tim melalui pengiriman pesan teks, pesan video, dan suara. Adanya tambahan fitur, seperti pembuatan alur kerja, pengiriman notifikasi, dan pencatatan.  

5. Phantom Phantom menjadi tool yang menawarkan penyediaan infrastruktur dengan cepat dan efisien, bahkan bisa membantu perusahaan mengurangi biaya operasional. Hal ini karena Phantom menawarkan interface bagi pengguna untuk menyediakan dan mengelola infrastrukturnya secara mandiri. Selain itu, Phantom juga berfungsi untuk melakukan otomatisasi pengelolaan infrastruktur IT, termasuk penerapan, pengelolaan, pembaruan, dan konfigurasi software, bahkan pengaturan keamanan. Tentunya hal ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas dan stabilitas sistem IT.  

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa DevOps adalah sebuah sistem yang penting dimiliki demi efektivitas pekerjaan.

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post