Generasi boomers
punya banyak uang dan waktu lebih untuk dihabiskan. Sayangnya mereka
sering luput dari radar para marketer. Dengan sedikit strategi yang
disesuaikan dan pesan pemasaran yang tepat, marketer bisa jadi mempunyai
segmen “ladang emas baru”.
Belum
lama ini sebuah kafe di Inggris mendapat sorotan media hanya karena
mempekerjakan seorang pelayan baru. Tapi sorotan itu didapat bukan
karena mempekerjakan pelayan baru, melainkan karena kafe tersebut
mempekerjakan seorang pria berusia 89 tahun yang masih ingin dan
semangat untuk bekerja. Bisa jadi ini harus lebih sering dilakukan ke
depannya.
Terlalu banyak perusahaan
berlomba-lomba menyasar segmen muda atau generasi X, Y, dan Z, tapi
kurang memerhatikan segmen orang-orang tua mereka sendiri. Padahal masih
banyak orang yang sudah berumur atau bahkan pensiunan yang masih ingin
tetap “relevan”, memberikan kontribusi, dan semangat aktif bekerja.
Girlpower Marketing merilis data laporan yang mengungkap fakta bahwa 53% dari 200 responden wanita generasi boomers
merasa terabaikan oleh pemasaran produk karena faktor usia mereka.
Survei ini juga menunjukkan 68% dari responden merasa bahwa pengiklan
atau pemasar tidak menyasar mereka, atau tidak menyesuaikan produk
dengan keperluan mereka secara berkala.
Di
lain pihak, ada kesaksian dari seorang pria pensiunan bahwa ia masih
semangat bekerja dan sangat memerlukan dukungan produk atau layanan
untuk segala keperluan bekerjanya. Ia sebenarnya tidak terlalu peduli
dengan jenis pekerjaan yang didapat. Ia hanya ingin melakukan sesuatu,
apa pun untuk mengusir kebosanan sehari-hari.
Dalam
zaman ketika segalanya serba digital, semua perhatian pemasar
teralihkan pada generasi X, Y, dan Z. Mereka tak menyadari bahwa segmen
para orang tua kita sebenarnya masih sangat besar dan sangat potensial
untuk digarap. Perusahaan pun diharapkan masih peduli untuk menyediakan
atau menemukan pekerjaan yang cocok bagi mereka yang berusia 60, 70,
bahkan 80 tahun ke atas.
Segmen boomers
yang sering terlewatkan tersebut adalah mereka yang lahir antara tahun
1946 sampai 1964, sehingga usia mereka saat ini antara 52 sampai 74
tahun. Di Amerika Serikat saja, jumlah mereka bisa mencapai 74 juta
lebih (menurut U.S. Census Bureau). Belum lagi jika kita melihat pasar
Asia yang sangat masif seperti Tiongkok dan lain-lain. Di Jepang
misalnya, sekitar 40% dari total populasi adalah mereka yang berusia 50
atau 60 tahun ke atas.
Jika dilihat dari kekuatan daya belinya, menurut survei dari Nielsen, generasi boomers
bisa jadi mengendalikan sekitar 70% dari seluruh pengeluaran negara
Amerika pada tahun 2017. Generasi ini menghasilkan lebih dari US$230
miliar besar penjualan untuk produk-produk rumah tangga. Sementara itu
kaum wanitanya mengendalikan sekitar 70% sampai 80% keputusan untuk
membeli sesuatu atau mendorong besarnya belanja.
Tergantung
dari bagaimana pemasar melihat segmen pasar yang kerap terlupakan ini,
marketer bisa melihatnya sebagai segmen yang tidak menarik, atau mereka
malah bisa melihatnya sebagai segmen yang penuh peluang tanpa batas. Ada
berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para pemasar dengan produk
atau layanan yang disesuaikan.
Ketidakpastian Penghasilan
Kondisi
yang penuh dengan ketidakpastian kerap dihadapi oleh segmen yang sudah
berumur, dan ini bisa menjadi alasan mengapa kebutuhan mereka sebenarnya
tidak jauh beda dari para generasi muda. Beberapa faktor seperti
ketidakpastian pendapatan dan hasil dari tabungan atau program pensiun
membuat mereka masih mencari dan membutuhkan berbagai produk serta
layanan seperti yang dibutuhkan oleh generasi lainnya.
Pemasar
yang jeli melihat hal ini bisa menyesuaikan produk dan layanannya untuk
menyasar segmen kaum tua yang sebenarnya masih punya potensi atau daya
beli cukup besar, tapi tidak lagi mampu mengikuti perkembangan zaman
atau teknologi yang pesat.
Kebanyakan dari generasi boomers
ini masih memiliki tabungan yang cukup besar dari hasil kerja sepanjang
hidup mereka. Tetapi, mereka kesulitan untuk mendapatkan penghasilan
yang stabil setelah pensiun. Pemasar dan perusahaan yang bijak juga
harus bisa membantu segmen ini agar bisa menikmati hari tuanya,
sekaligus mendatangkan keuntungan bagi pihak perusahaan.
Ketergantungan pada Segmen Lain
Segmen boomers
bisa jadi adalah segmen yang bergantung pada segmen lainnya, karena
tidak semua dari mereka mampu hidup mandiri secara 100%. Pada kebanyakan
kondisi pasar, tentu ada fenomena dimana anak-anak atau generasi
mudalah yang gantian merawat orang tua mereka.
Untuk
menunjukkan baktinya kepada orang tua, generasi muda akan berusaha
keras menyejahterakan kehidupan para orang tua. Berbagai peluang pun
bisa muncul pada kondisi pasar seperti ini, karena daya beli dan segala opportunity
yang ada bisa jadi bertambah dua kali lipat. Generasi muda (X, Y, Z)
pun bisa menjadi target para marketer untuk berbagai produk yang tadinya
diperuntukkan bagi generasi boomers.
Berbagai produk atau layanan bisa disesuaikan bagi generasi boomers
yang ingin menikmati masa tuanya, sekaligus untuk generasi muda supaya
mereka bisa membantu dan menunjukkan baktinya kepada para orang tua
mereka. Produk dan layanan seperti asuransi kesehatan, hipotek rumah,
modal usaha, produk-produk perawatan rumah, obat, kosmetik, dan masih
banyak yang lainnya, bisa mengalami pertumbuhan jika para marketer jeli
menyesuaikannya dengan kebutuhan pasar.
Pasar yang Butuh Engagement Tinggi
Seperti halnya segmen generasi muda yang perlu dilibatkan oleh suatu merek dalam berbagai aktivitas pemasaran, segmen boomers ini bahkan memerlukan engagement yang dalam juga. Para orang tua membutuhkan informasi yang lebih terstruktur, dengan metode penyampaian yang lebih langsung (direct). Mereka tidak terbiasa aktif mencari dan menggali informasi sendiri karena berbagai keterbatasan yang dimiliki.
Dengan demikian, perusahaan berusaha untuk menjangkau mereka dengan lebih dekat dan intens. Kaum boomers kebanyakan adalah mereka yang sudah bosan dengan ritme kehidupan lamanya dan membutuhkan penyegaran (refreshment)
secara kontinu. Mereka ingin mencari dan melakukan hal baru. Mereka
ingin merasa tetap relevan dengan zamannya. Lebih jauh lagi, mereka
ternyata masih tetap bersemangat ingin berkontribusi, bekerja, dan
belajar sesuatu yang baru.
Perusahaan
dan marketer bisa menyesuaikan segala aktivitas pemasaran, pesan-pesan
yang disampaikan, dan berbagai strategi yang ada agar bisa membantu
segmen boomers ini menikmati sisa hari tua mereka—yang bisa
jadi masih sangat produktif. Jika mereka masih bisa sangat produktif dan
aktif, bukannya tidak mungkin perusahaan juga akan mendapatkan profit
dan timbal balik yang bagus.
Demikian segmen boomers yang
kerap terlupakan dan kurang terdeteksi oleh radar pemasaran ini justru
bisa mendatangkan potensi yang besar. Ini karena segmen boomers
bukanlah segmen yang hanya pasif menunggu atau menjalani masa pensiun.
Tentu ini bisa menjadi peluang besar bagi para pemasar, jika mereka
mampu menggarapnya.
Ivan Mulyadi
إرسال تعليق